1/03/2011

Khasiat Cabe (Capsicum annuum L.)


Rempah-rempah asal amerika ini banyak sekali kita jumpai sebagai menu pendamping setiap makanan, tanpa cabe ini, makan serasa tidak lengkap, pernahkah kita berfikir, kandungan apa yang terletak dalam cabe ini?. Mari kita bahas bersama sama......
Cabe dibedakan menjadi 2 jenis. Pertama cabe merah (Capsicum annuum) dan cabe rawit (Capsicum frutescens). Keduanya ternyata memiliki banyak khasiat. Cabe rawit sendiri terbagi lagi menjadi 3 jenis:
   1. Cengek Leutik : berbuah kecil, hijau dan berdiri tegak pada tangkainya.
   2. Cengek Domba : berbuah besar, berwarna putih, dan menjadi jingga kalau dimasak.
   3. Ceplik : berbuah besar, dan berwarna hijau, akan menjadi merah saat tua.


Cabe bersifat panas, dan merupakan simultan (perangsang) yang dasyat bagi nafsu makan (ini salah satu alasan mengapa banyak orang berpendapat makan cabe bikin gemuk). Sebagai diaforentik atau peluruh keringat, mau bukti, cobalah makan 1 buah cabe rawit saja. Khasiat lainya adalah:
1. Obat gosok.
2. Panasnya dapat mempengaruhi jantung dan pangkreas. (disarankan tidak terlalu banyak mengkonsumsikannya).
3. Tonik, merupakan simultan kuat untuk jantung, dan aliran darah.
4. Mengahancurkan pembekuan darah, atau antikoagulan.
5. Perangsang kulit.
6. Peluruh liur.
7. Peluruh kencing.
Begitu banyak kan khasiat cabe, lalu sebenarnya kandungan apa saja sih yang ada di cabe tersebut sehingga terdapat banyak sekali kegunaan bagi manusia?, cabe mengandung:
1. Kapcaisin .
2. Dihidro kapcaisin.
3. Karoten.
4. Vitamin A dan C.
5. Sat pewarna alami, kapsaisin.
6. Mineral seperti: fosfor, sat besi, dan niasin.



Mengandung Antioksidan
Menurut Dr Setiawan Dalimartha, anggota Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, di dalam buah cabai rawit terkandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid atsiri, resin, minyak menguap, serta vitamin A dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat melancarkan aliran darah serta sebagai pemati rasa kulit.

Biji tanaman bernama daerah lombok jempling (Madura), cabe rawit (Jawa), leudeu jarum (Gayo), rica halus (Manado), metrek wakfoh (Papua) ini, kata Dr Setiawan, mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kandungan terakhir ini berkhasiat sebagai antibiotik.
Saat disantap, rasa pedas di lidah dapat menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiate endogen). Hasilnya, rasa sakit hilang dan timbul perasaan lebih sehat. Pada sistem reproduksi, sifatnya yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk.

Salah satu hasil penelitian, kata Dr Setiawan, cabai rawit diketahui memiliki khasiat mengurangi terjadinya penggumpalan darah (trombosis) dan menurunkan kadar kolestrol. Satu hal lagi, banyaknya kandungan zat antioksidan (seperti vitamin C dan betakaroten), dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.

Masalahnya, tidak setiap orang boleh mengonsumsi cabai rawit secara berlebihan. Pengidap sakit tenggorokan, sakit mata, dan penderita gangguan saluran pencernaan, kata Dr Setiawan, tidak dianjurkan mengonsumsi cabai rawit.

Penelitian yang dilakukan Tyas Ekowati Prasetyoningsih dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Jawa Timur, pada 1987, menyebutkan, ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit. Daya hambat ekstrak cabai rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid.

Dr Setiawan menambahkan, cabai rawit indikasinya digunakan untuk menambah nafsu makan, menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas, melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis, mengurangi batuk berdahak, dan meredakan migrain.

Empat Resep Ramuan La Jiao
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan khasiat cabai rawit. Bisa dengan cara merebusnya atau dibuat bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, cukup dengan merebusnya, lalu uapnya dipakai memanaskan bagian tubuh yang sakit.

Cara lain, kata Dr Setiawan, dengan menggiling cabai rawit hingga halus, kemudian membalurkannya di bagian yang sakit. Cara terakhir ini bisa digunakan untuk gangguan rematik dan frostbite (jari nyeri karena kedinginan). Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul. 

Berikut empat resep yang ditawarkan Dr Setiawan:
1.    Rematik
Bahan: 15 cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih, 1 jeruk nipis
Pemakaian: Cabai rawit digiling hingga halus, jeruk nipis dibelah dua, ambil airnya. Campur gilingan cabai, kapur sirih, dan perasan jeruk nipis, aduk hingga rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit. Lakukan hingga penyakit sembuh.

2.    Sakit perut
Bahan:  15 gr daun muda cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih
Pemakaian: Cuci bersih daun cabai, giling hingga halus. Tambahkan kapur sirih, aduk hingga rata. Balurkan ramuan pada bagian perut yang sakit. Lakukan pengobatan 1-2 kali saja.

3.    Kaki dan tangan lemas (lumpuh)
Bahan: 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang cakar ayam, 60 gr kacang tanah, 6 butir hungcao
Pemakaian: Bersihkan semua bahan, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyaknya hingga bahan-bahan terendam kira-kira 1 cm di atasnya. Ramuan tersebut dimasak dengan cara ditim. Setelah dingin, saring airnya, minum sehari dua kali, masing-masing setengah dari ramuan tersebut.

4.    Frostbite
Bahan: 5 cabai rawit segar
Pemakaian: Buang biji cabai rawit, giling hingga halus. Balurkan ke bagian yang sakit.

Artikel Lain:

No comments:

Post a Comment