Yang membuatnya kaget, adalah kelainan klep pada jantung dan radang paru-paru akut. Itu berdasarkan hasil rontgen paru-paru yang tampak lebih gelap. Paru-paru sehat biasanya putih terang. Toh, keluarganya tak dapat menerima kabar itu begitu saja. Itulah sebabnya, anaknya Ratnawati Prihandini, membawa sang bunda ke RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Hasil diagnosis dokter di rumahsakit itu sama saja: jantung koroner, kelainan klep jantung, dan radang paru-paru.
Sebelum berangkat ke Sukabumi ia lebih dulu berkonsultasi ke dokter. Dokter mengizinkannya berlibur ke sana. Namun, serangan jantung memaksanya kembali pulang ke Jakarta. Kondisi Nilawati memburuk, tubuh lemas. Tak seberapa banyak makanan yang masuk ke mulutnya sekadar memenuhi kebutuhan energi. Itu pun harus diblender. Wajar jika bobot tubuhnya anjlok menjadi 39 kg, semula 49 kg.